Kreatifitas adalah proses mengenali potensi diri yang kemudian melahirkan banyak hal hebat. Event Bedingin Bungah 29 Januari 2017 yang memanfaatkan bukit bekas tambang batu adalah gambaran nyata kreatifitas.
Dalam event tersebut, terlihat jelas kreatifitas sekaligus sinergi kuat antara pemerintah bedingin dan masyarakat Desa Bedingin yang kemudian melahirkan wisata budaya sekaligus wisata alam. Proses pengenalan potensi desa tampak pada pelahiran ruang bagi seni seni tradisi dan ritual yang sudah lama ada di Desa Bedingin.
Seni-seni tradisi seperti pembacaan kitab ambyo, tektur dan terbangan mendapatkan ruang ekspresi dan apresiasi dalam event ini. Begitu juga dengan ritual kenduri kenduri di tiap rumah yang masih sangat lekat di Desa Bedingin disatukan dalam ritual kenduri besar yang menambah kesakralan dan kekusyukan ritual kenduri.
pengunjung menikmati sajian kenduri |
seluruh yg hadir berdoa sebelum makan bersama |
Kenduri besar ini berawal dari ide kepala desa dan beberapa warga. Tujuannya selain untuk menyatukan acara kenduri yang biasa dilakukan tiap-tiap rumah juga untuk membangun kebersamaan masyarakat desa.
Dan dalam event ini terlihat jelas dari mulai persiapan hingga pelaksanaan, masyarakat bedingin bahu membahu gotong royong membersihkan dan menambah beberapa sarana pendukung secara swadaya, walau belum sempurna tetapi sudah bisa jadi salah satu wisata pendamping sirah keteng yang sudah terkenal.
Tujuan lain dari "kenduri besar" bedingin bungah disamping sebagai wujud sukur kepada sang maha pencipta atas melimpahnya hasil bumi selama ini, yang dihadiri oleh seluruh lapisan masyarakat desa bedingin sekaligus pencanangan "museum desa" yang di gagas Kepala Desa Bedingin bekerja sama dengan "seniman Ponorogo masuk desa" #senimanmasukdesa besera seluruh komponen desa sebagai sarana memperkenalkan wisata alam,budaya yang ada di Desa Bedingin.
Dengan penerangan obor menuju bukit gemplah sebagai pusat acara ini berlangsung, setelah iring iringan sampai di "gunung gemplah" masyarakat yang hadir ikut serta berdoa dan mendengarkan pembacaan kitab Ambyo diakhiri dengan makan bersama, dilanjutkan acara seremonial sambutan Kepala Desa dan Ibu Camat Sambit sebelum dimulainya penampilan seni dan budaya desa Bedingin dan beberapa dari luar bedingin termasuk penampilan tari oleh seniman dari manca negara, tak ketinggalan pemutaran film karya sineas Ponorogo sebagai penutup acara, sampai jumpa di acara "kenduri besar" berikutnya, semoga makin meriah dengan partisipasi pemerintah untuk menunjang kunjungan wisatawan baik lokal , nasional maupun internasional ke Ponorogo.
Acara kenduri Besar ini diawali dengan kirab gunungan hasil bumi, tumpeng, encek sumbangan dari masing-masing warga desa secara sukarela, di iringin sholawat, terbangan pembacaan kitab ambyo di sepanjang jalan, Kitab Ambyo adalah media untuk penyebaran Islam di sekitar keraton.
Kitab yang bertuliskan campuran huruf Jawa kuno dan Arab ini, berisi kisah perjalanan para nabi yang disusun secara puitis oleh pujangga keraton di masa itu. Tak perlu heran, lagu-lagu dalam kitab tersebut cukup mudah dipahami setiap orang.
#bedinginbungah #senimanmasukdesa
No comments
Post a Comment