Gb. Kegiatan Pembacaan Kitab Ambyo di desa Bedingin, Sambit, Ponorogo.
(Dokumentasi pada Kamis, 25 Maret 2021)
Tradisi yang dimiliki oleh setiap daerah, desa, bahkan lingkungan masyarakat setempat berbeda-beda dan beragam cara dalam pelaksanaannya untuk melestarikan. Salah satu tradisiyang ada di Desa Bedingin, Sambit, Ponorogo adalah pembacaan Kitab Ambya yang difasilitasi oleh Komunitas Waskito Jawi. Pembacaan Kitab Ambya sendiri dilaksanakan di Lemah Gemplah, dimana tempat ini merupakan tempat wisata sebuah bukit batu besar bekas penambangan di Desa Bedingin, Sambit, Ponorogo. Komunitas Waskito Jawi, merupakan komunitas yang menaungi pelestarian pembacaan Kitab Ambyo di desa Bedingin ini. Kegiatan yang diikuti oleh penduduk desa setempat mulai dari anak-anak muda hingga generasi tua inibiasanya dilaksanakan pada malam hari tepatnya setiap tanggal 25 disetiap bulannya, kecualipada bulan Ramadan kegiatan ini ditiadakan. Pembacaan kitab ini biasanya diiringi dengan tembang macapat, dan sejauh ini kegiatan yang dilakukan setiap bulan ini sudah berjalan selamaempat bulan berturut-turut.
Tradisi yang masih dijaga ini bertujuan untuk melestarikan dan menyampaikan isi dariKitab Ambyo itu sendiri. Dimana isi dari Kitab Ambyo ini adalah kisah tentang nabi-nabi padazaman dahulu sampai dengan kisah tentang perjalanan hidup manusia di bumi yang ditulis menggunakan huruf arab pegon dan dengan terjemahan Bahasa Jawa.
Kitab Ambyo sendiri masuk di Desa Bedingin, Sambit, Ponorogo pada tahun 1995 M. Berdasarkan narasumber, salah satu sesepuh yang membacakan kitab ini. Beliau menceritakan awal mula masuknya Kitab Ambyo di Desa Bedingin, Sambit, Ponorogo. Diceritakan bahwa Kitab Ambyo ini ditulis oleh Mbah Kumiran dan dibacakan oleh Mbah Kaseman serta satu orang lainnya sebagai penyimak (pendengar), dimana tiga orang ini sempat menuntut ilmu di pondok pesantren yang ada di Desa Tegalsari, Jetis, Ponorogo.
Kitab Ambyo ini selain pembacaannya dilakukan sekali dalam satu bulan, kitab inibiasanya juga dibacakan ketika ada bayi yang baru lahir di desa tersebut. Biasanya dikemasdalam acara selametan (Genduri), kitab ini dibacakan sampai selesai atau khatam satu kitabkemudian ditutup dengan khataman Al-Quran bersama. Kitab Ambyo ini dibacakan dengantujuan agar bayi yang baru lahir tadi dapat meneladai sifat-sifat baik atau akhlakul karimah yang dimiliki oleh para nabi, sehingga si bayi nantinya dapat tumbuh besar dengan harapan memilikiakhlak yang baik pula.
Kebanyakan masih golongan generasi tua yang dapat memahami isi dari Kitab Ambyoini, maka dari itu masyarakat Desa Bedingin ini, dengan bantuan Komunitas Waskito Jawimengadakan kegiatan pembacaan Kitab Ambyo setiap bulannya dengan harapan generasi mudajuga dapat memahami isi dari kitab ini sekaligus berperan aktif dalam melestarikan tradisi ini.
No comments
Post a Comment